Sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) Prof Taufik Abdullah mengatakan bahwa Indonesia tidak pernah dijajah oleh pemerintah kolonial Belanda selama 350 tahun.
"Bangsa ini terlalu lama larut dalam mitos bahwa Indonesia pernah hidup dibawah kolonialisme Belanda selama 350 tahun. Ini tidak sesuai dengan fakta, yang terjadi justru Belanda memerlukan lebih dari 300 tahun untuk menaklukkan beberapa daerah di Hindia Belanda," ucapnya.
Hal tersebut dikatakannya disela seminar nasional pengusulan Sultan Serdang ke-5, Sulaiman Syariful Alamsyah (1881-1945) sebagai pahlawan nasional.
Prof Taufik Abdullah mengatakan bahwa orang-orang Belanda pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1552 dibawah pimpinan Cornelius De Houtman yang mendarat di salah satu pelabuhan dan pusat kekuasaan di Nusantara saat itu yakni tepatnya di Banten sekarang.
Sementara kolonialisme Belanda berakhir pada tahun 1942 ketika Hindia Belanda diserbu dan diduduki oleh bala tentara dari Jepang.
"Jadi logikanya apakah masuk akal kalau dikatakan bahwa Belanda langsung berkuasa ketika mereka baru saja datang di Banten," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa ironi dalam mitos yang dianggap sejarah itu juga berlanjut pada abad ke-17 yang boleh dikatakan sebagai zaman ketika berbagai kerajaan di Kepulauan Nusantara diperintah oleh raja-raja besar yang berkuasa.
Abad ke-17 adalah masa berjayanya Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yang sempat meluaskan kekuasaannya ketanah Semenanjung dan Pantai Barat Sumatera, demikian juga dengan Sultan Agung yang meluaskan kekuasaannya keseluruh Jawa kecuali Banten dan Batavia.
Begitu juga dengan Raja Tallo dan sekaligus menjabat perdana menteri kerajaan Gowa dan Sultan Hasanuddin Raja Gowa (1653-1669).
Mereka memerintah dikerajaan masing-masing dan biasa juga terlibat dalam kompetisi dan konflik sesama mereka. Pada masa itu pula mereka menghadapi dengan gagah berani infiltrasi kekuatan asing seperti Belanda, Spanyol dan Portugis.
"Lalu bagaimana harus dipahami kalau dibawah kolonialisme Belanda memerintah, raja-raja di Nusantara itu memiliki kekuasaan yang cukup besar dan bahkan sibuk memperluas wilayah kekuasaan mereka masing-masing," ucapnya.
Jadi sejarah sebenarnya sejarah yang tercatat itu tidak selamanya adalah benar atau kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar